Selasa, 16 Desember 2008


Materi Konduktor dan Isolator

Di daerah sambutan setiap sore anak-anak bermain layang-layang, sore itu hendra pergi membawa layangannya dan bersiap-siap untuk diadu kekuatan benang layangannya bersama teman-temannya di lapangan bola. Pertandingan berlangsung dengan hebat, tono dengan semangat dan cekatan mengadu benang layangannya namun…..Auuu, astagfirullah benang laying-layangnya putus dan layang-layangnya terbang tak terkendali dan hilang dibalik bukit yang penuh dengan pepohonan.

Tono tertunduk sedih, sambil menggulung sisa benang laying-layangnya. Khirnya ia pulang. Disepanjang jalan tono berfikir bagaimana supaya ia dapat mengalahkan benang layang-layang yang lain.

Aha... pakai kawat tembaga, aku punya dinamo mobil tamiya yang rusak, ya...ya... aku bisa pakai kawat tembaga.

Keesokan harinya tono kembali ke lapangan bola untuk bermain layang-layang dengan kawat tembaga dan layang-layang baru.

Luar biasa.... semua benang layang-layang temannya putus, karena kawat tembaga lebih kuat dari benang, akhirnya teman-temannya pulang karena layang-layangnya telah putus, sampai akhirnya tono sendirian di lapangan bola.

Namun apa yang terjadi, tiba-tiba angin bertiup dengan kencang, layang-layang tono kehilangan kendali dan taaaak, kawat tembaga dan layang-layang tono tersangkut di kabel listrik.

Sementara itu di rumah ibu tono gelisah, Hari semakin gelap, adzan magrib telah dikumandangkan, tono belum juga pulang. Kemudian ibu tono bertanya kepada teman-temanya yang berangkat ke masjib untuk shalat magrib berjamaah. Mereka menjawab tadi tono menang, layang-layang kami semua putus dan kami tinggalkan ia sendir dilapangan.

Ibu tono segera pergi ke lapangan
Tono.............
Tono……….. ibunya memanggil Namur tidak ada jawaban

Namur ia melihat kawat tembaga tono, ia telusuri
Terus….terus,… sampai ke semak-semak
Dan……
Aaaaaaaaaaaaaaah
Tono anakku, kenapa kamu nak…….
Ternyata badan tak bergerak dan hangus tersengat listrik.


Nah anak-anak sekalian, diatas meja kalian telah terdapat kotak berbagai benda
Ada kayu, kaca, karbon, air garam, air mineral, platik dan sendok,

Diantara benda tersebut benda-benda apa saja yang dapat mengalirkan listrik?

Pisahkan
benda-benda yang dapat mengalirkan listrik dan beri nama konduktor listrik
sedangkan benda-benda yang tidak dapat dialiri listrik beri nama isolator listrik


MENGAJARKAN IMAN


Iman di dalam hati

A. Menusuk kertas dengan pensil/tusuk gigi/sate/paku

v 2 siswa perpasangan
v tiap pasangan diberi satu kertas dan tusuk gigi, sate dan paku
v Salah satu pasangan siswa bertugas membentangkan kertas dan melipat setelah kertas ditusuk
v Kertas ditusuk dimulai dari tusuk gigi-sate-paku, setiap selesai ditusuk kertas dilipat sehingga tidak terlihat berlubang
v Permainan selesai setelah kertas tidak berlubang ditusuk paku
v Permainan diakhiri dengan mengumpulkan kertas, tusuk gigi, sate dan paku pada tempatnya

Setelah selesai kegiatan:

Menjawab pertanyaan di bawah ini:
1. Mana lebih lemah antara tusuk gigi, sate dan paku?
2. Mama yang lebih kuat?
3. sampai berapa lapis kertas bisa ditembus tusuk gigi?
4. Sampai berapa lapis kertas bisa ditembus tusuk sate?
5. Sampai berapa lapis kertas bias ditembus paku?
6. mengapa kertas tidak tembus ditusuk oleh tusuk gigi, sate dan paku?
Kertas adalah hati, lipatan adalah iman kita, jika lipatannya banyak tidak mudah ditembus oleh syaitan yang menggoda manusia

Sehingga kita perlu mempertebal imam kita dengan selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

NB: kegiatan terakhir
Siswa menyimpulkan kegiatan ini dengan bimbingan guru

Minggu, 14 Desember 2008

MAKALAH
PRIVAT
MASALAH DAN PENYELESAIANNYA

Oleh : SUDIRMANTOKO, S.PdI
SEKOLAH DASAR ISLAM BUNGA BANGSA SAMARINDA
2007

Kata Pengantar


Alhamdulillah segala puji bagi Allah, tuhan pendidik seluruh alam, sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi muhammad saw, tauladan sejati bagi ummat manusia.

Pendidikan adalah adalah sebuah investasi masa depan yang hasilnya tidak bisa kita rasakan segera namun perlu waktu untuk menunggu. Ada yang bisa dirasakan setelah 1 tahun, 6 tahun, 3 tahun atau bahkan puluhan tahun barulah terasa efek dari pendidikan yang diterima oleh seorang siswa, terkadang ilmu tersebut sudah dapat dirasakan pada saat di sekolah atau saat bekerja bahkan baru dirasakan setelah menjelang senja atau tua.

Pendidikan adalah sebuah proses dan sudah pasti membutuhkan waktu untuk seseorang menjadi baik dari sebelumnya tidak baik, menjadi tahu dari sebelumnya tidak tau dan menjadi bisa dari sebelumnya tidak biasa sehingga butuh kesabaran dan kehati-hatian jangan sampai keinginan kita yang menggebu-gebu mengakibatkan hal fatal, ingin mencari untung justru ”buntung” atau sial yang didapat.

Meskipun belum pernah kita mendengar hasil penelitian dampak makan dan minuman cepat saji atau instant terhadap pola pikir dan budaya hidup masyarakat namun indikasi adanya pengaruh tersebut dapat kita jumpai dalam berbagai aktifitas kehidupan dimasyarakat misalnya mau cepat kaya tanpa usaha atau kerja keras, tidak mau repot, yang penting cepat, mudah dan murah tanpa memperdulikan kesehatan, akibat jangka panjang, kepentingan umum dan ”naudzubillah” terkadang halal haram sulit dibedakan.

Hal senadapun terjadi di dunia pendidikan, karena menginginkan adanya percepatan perubahan terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan anak, tidak sedikit orang tua yang memperlakukan putra-putrinya secara instan, misalnya terburu-buru memasukkan anak ke lembaga bimbingan atau memanggil guru privat.

Semoga dalam pemaparan makalah ini nantinya dapat memberikan gambaran kepada kita untuk mengambil sikap dan tindakan yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak kita, bukan pada kemauan mereka apalagi itu kita lakukan hanya untuk memenuhi kemauan dan kebutuhan kita. Selamat membaca.

Samarinda, 6 Agustus 2007


Sudirmantoko, S.PdI









DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN COVER 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

BAB II PEMBAHASAN 4

BAB III PERMASALAHAN 4


BAB IV PENYELESAIAN 5


BAB V PENUTUP 9

BAB I PENDAHULUAN

Sekolah Dasar Islam Bunga Bangsa adalah model sekolah yang menerapkan konsep Fullday School dan dianggap oleh masyarakat sebagai sekolah yang bermutu dengan tingkat persaingan yang tinggi, tidak hanya antar siswa bahkan orang tua dan guru, iklim ini sangat positif untuk memacu dan menumbuhkan budaya ingin maju dan kompetisi yang sehat.

Persaingan yang hanya didasari oleh keinginan dan kemauan tanpa pertimbangan yang matang justru akan berakibat fatal, walaupun awalnya nampak menggembirakan namun akibat atau efek samping kesalahan strategi, prosedur dan proses yang terlalu singkat mengakibatkan dampak yang luar biasa pada siswa, orang tua mapun guru. Hal inilah yang menggugah pemakalah untuk memberikan gambaran terhadap apa yang saat ini sedang terjadi di Sekolah Dasar Islam Bunga Bangsa Khususnya dan di samarinda pada umumnya.

Sehubungan dengan kondisi tersebut diatas maka pemakalah ingin mengangkat masalah bimbingan belajar (privat) masalah dan penyelesaiannya.




BAB II PEMBAHASAN

Yang menjadi topik utama dalam pembahasan ini adalah:
1. Latar-belakang orang tua memasukkan putra-putrinya pada lembaga bimbingan belajar atau mendatangkan guru privat
a. Merasa anaknya kurang dari siswa lain dan khawatir tertinggal
b. Merasa anaknya bisa berprestasi lebih atau juara
c. Ingin memenuhi keinginan anak atau dirinya yang tidak diperoleh di sekolah
d. Ingin membantu guru / wali kelas dari segi finansial

2. Dampak yang ditimbulkan dengan adanya bimbingan belajar di luar jam pelajaran
a. Prestasi anak meningkat
b. Hubungan guru, siswa dan orang tua siswa semakin erat
c. Tingkat kesulitan guru mengajar di kelas terkurangi
d. Pendapatan bulanan guru meningkat




BAB III PERMASALAHAN

Permasalahan yang terjadi akibat ada Bimbingan Belajar terutama PRIVAT yang dilakukan oleh guru SD Islam Bunga Bangsa adalah
· Beban belajar anak bertambah
· Waktu bermain anak berkurang
· Waktu istirahat guru berkurang
· Mengganggu objektifitas penilaian guru
· Menimbulkan kesenjangan (mampu dan kurang mampu) diantara wali siswa
· Optimalisasi pengajaran berkurang
· Bertambahnya biaya pendidikan yang dikeluarkan orang tua
· Memunculkan image guru dan sekolah belum memenuhi kepuasan orang tua
· Tidak terpantau keseimbangan beban materi ajar yang diterima siswa dengan perkembangan psikologi dan usia siswa.
· Merugikan sekolah jika dengan penambahan belajar tersebut mengakibatkan motivasi dan prestasi belajar siswa justru menurun.





BAB IV PENYELESAIAN

Sekolah memandang PRIVAT adalah hal yang baik jika dilaksanakan dengan petunjuk dan mekanisme yang baik.

Sebelum melakukan PRIVAT sebaiknya memperhatikan beberapa hal berikut ini:

Privat HANYA diberikan kepada:
Siswa yang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata kelas atau standar sekolah.
Siswa yang akan mengikuti lomba atau kejuaraan

Privat DILARANG DIBERIKAN dengan tujuan:
agar anak dapat menjadi juara kelas
lebih mudah mengikuti pelajaran di kelas
lebih menonjol kemampuannya dibandingkan siswa lain





Mekanisme pemecahan masalah

1. Siswa yang kemampuannya di bawah rata-rata kelas atau standar sekolah

Dalam pemecahan masalah hendaknya mengikuti petunjuk langkah penyelesaian jika masalah tidak terselesaikan berlanjut ke langkah berikutnya dan jika telah terselesaikan tidak perlu mengikuti langkah berikutnya

Adapun langkah-langkah penyelesaian masalah sebagai berikut:
Langkah Pertama:
Guru bidang studi/mitra melaporkan daftar nama siswa dan Kompetensi yang tidak tuntas dikuasai pada wali kelas (dalam bentuk daftar nama dan soal)
Langkah kedua
Wali kelas memberikan pembinaan dengan soal atau sejenisnya yang diberikan guru pada jam REMEDI dihari Jum’at
Langkah ketiga
Wali kelas memberikan daftar nama yang tidak tuntas pada koordinator Jenjang (korjen)
Korjen memberikan pembinaan kepada wali kelas
Wali kelas menjalankan program pembinaan
Langkah keempat
Korjen mendiskusikan mencari alternatif penyelesaian dengan wali kelas yang lain
Korjen melakukan pembinaan langsung
Langkah kelima
Korjen melaporkan daftar nama siswa pada levelnya yang tidak tuntas kepada BK (Bimbingan Konseling)
BK melakukan identifikasi dan tindakan pembinaan
Langkah keenam
BK melaporkan kasus kepada Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan Kurikulum
Wakil kepala sekolah memberikan pembinaan kepada BK dan wali kelas
Langkah kesembilan
Wakil kepala sekolah membahas dalam agenda rapat wakil kepala sekolah setiap hari Kamis
Langkah kesepuluh
hasil keputusan rapat wakil kepala sekolah di musyawarahkan dalam rapat manajemen sekolah bersama kepala sekolah
Kepala sekolah memberikan pembinaan kepada wakil kepala sekolah, BK dan wali kelas untuk pembinaan siswa.
Langkah Kesebelas
hasil keputusan rapat manajemen di komunikasikan kepada wali siswa.






MEKANISME PRIVAT BAGI SISWA YANG KEMAMPUANNYA JAUH DI BAWAH RATA-RATA KELAS ATAU STANDAR SEKOLAH

Jika dipastikan siswa harus mendapat jam tambahan di luar jam pelajaran maka yang dilakukan adalah:
Langkah pertama
Memanggil orang tua untuk membicarakan perihal kondisi anak
Langkah kedua
Orang tua diberi program dari sekolah untuk diterapkan di rumah
Orang tua melaporkan pelaksanaan program yang diberikan
Wali Kelas memantau perkembangan siswa di sekolah dan dilaporkan kepada kepala sekolah
Kepala sekolah melaporkan kepada orang tua wali siswa
Langkah ketiga
Kepala sekolah memanggil orang tua siswa untuk penambahan jam belajar di sekolah sebelum atau sesudah jam pelajaran (maksimal 1 jam=60 menit/minggu dapat dibagi menjadi 1 atau 2 hari =30 menit)
Kepala sekolah membicarakan biaya tambahan yang harus dikeluarkan wali siswa berkenaan dengan penambahan jam belajar tersebut.
Kepala sekolah menunjuk guru yang berkompeten untuk melakukan pembinaan dalam waktu yang ditentukan melalui surat tugas (1 bulan)
Orang tua/wali siswa membayar biaya tambahan kepada sekolah bukan pada guru yang ditunjuk (Rp. 125.000,-)
Sekolah membayar insentif kepada guru yang mendapat tugas untuk pembinaan siswa (Rp. 100.000,-)
Guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah melaporkan perkembangan secara periodik dan pada batas waktu yang ditentukan dalam surat tugas.
Langkah keempat
Kepala sekolah memanggil wali siswa
Siswa mendatangi rumah guru yang ditunjuk oleh sekolah dan diberikan pembinaan 2 sampai 3 kali tatap muka dalam satu minggu dengan waktu 60 menit tiap tatap muka (1 bulan)
Orang tua membayar biaya tambahan untuk pembinaan kepada sekolah bukan pada guru yang ditunjuk (Rp.125.000,-)
Sekolah membayar insentif kepada guru yang diberi tugas tambahan (Rp. 100.000,-)
Secara periodik guru yang ditunjuk melaporkan pemkembangan siswa yang diberi pembinaan.
Langkah kelima
Kepala sekolah memanggil wali siswa
Kepala sekolah menunjuk guru yang berkompeten untuk memberikan pembinaan 4 sampai 5 kali tatap muka dalam satu minggu dengan waktu 60 menit tiap tatap muka (1 Bulan) di rumah siswa
Orang tua membayar biaya tambahan untuk pembinaan kepada sekolah bukan pada guru yang ditunjuk (Rp. 225.000,-)
Sekolah membayar insentif kepada guru yang diberi tugas tambahan (Rp. 200.000,-)
Secara periodik guru yang ditunjuk melaporkan pemkembangan siswa yang diberi pembinaan.
Langkah keenam
Kepala sekolah memanggil wali siswa dan BK untuk mengalih tangankan kasus
Orang tua siswa menanggung seluruh biaya yang dikeluarkan terhadap proses pembinaan
Pihak yang bekerjasama melaporkan secara periodik kepada sekolah dan orang tua siswa
Langkah ketujuh
Sekolah memanggil orang tua/wali siswa dan menyerahkan sepenuhnya pembinaan siswa kepada orang tua siswa.

Pengurangan Rp. 25.000,- setiap bulannya digunakan untuk biaya pembinaan dalam bentuk berkas latihan dan pembinaan bagi siswa yang orang tuanya tidak mampu untuk membayar biaya tambahan.

2. Siswa yang akan mengikuti lomba atau kejuaraan

Dalam pemecahan masalah hendaknya mengikuti petunjuk langkah penyelesaian jika masalah tidak terselesaikan berlanjut ke langkah berikutnya dan jika telah terselesaikan tidak perlu mengikuti langkah berikutnya

Adapun langkah-langkah penyelesaian masalah sebagai berikut:
Langkah Pertama:
Wali kelas memberikan laporan kepada Koordinator jenjang daftar nama siswa dan jenis kejuaraan yang diikuti serta waktu pelaksanaannya
Langkah kedua
Koordinator jenjang menyampaikan daftar nama dan jenis kejuaraan serta waktu pelaksanaan kepada kepala Unit Bimbingan dan Konseling
Langkah ketiga
Kepala Unit BK mengkomunikasikannya dengan Wakil kepala sekolah
Langkah keempat
Wakil kepala sekolah mendiskusikan dan mengambil langkah-langkah tindak lanjut jika kejuaraan tersebut dinilai layak untuk diikuti siswa
Wakil Kepala sekolah menyampaikan program tindak lanjut kepada kepala sekolah


MEKANISME PRIVAT BAGI SISWA YANG AKAN MENGIKUTI LOMBA ATAU KEJUARAAN

Jika dipastikan siswa harus mendapat jam tambahan di luar jam pelajaran maka yang dilakukan adalah:
Langkah pertama
Wakil Kepala sekolah memanggil orang tua untuk membicarakan perihal kondisi anak
Langkah kedua
Wakil kepala sekolah meminta kepada kepala sekolah untuk menunjuk Guru yang akan memberikan pembinaan
Kepala sekolah menunjuk guru atau Instruktur atau lembaga yang berkompeten dalam pembinaan
Kepala sekolah memanggil orang tua jika dalam pembinaan membutuhkan pendanaan
Orang tua memberikan dana pembinaan berdasarkan pada kemampuan dan kesediaan
Jika orang tua tidak mempunyai kesanggupan maka biaya sepenuhnya ditanggung oleh sekolah/Yayasan
Langkah ketiga
Guru atau instruktur atau lembaga yang ditunjuk memberikan pembinaan berdasarkan surat tugas yang diberikan oleh kepala sekolah
Guru atau instruktur atau lembaga yang ditunjuk memberikan laporan perkembangan secara periodik yang telah diatur dalam surat tugas
Sekolah memberikan Insentif kepada Guru atau instruktur atau lembaga yang memberikan pembinaan.

BAB V PENUTUP


A. KESIMPULAN
Kegiatan PRIVAT yang dilakukan oleh lembaga bimbingan atau guru privat telah banyak membantu siswa untuk dapat mengejar ketertinggalannya dan pembekalan bagi siswa yang akan mengikuti lomba atau kejuaraan yang tidak mungkin diberikan pada jam pembelajaran, namun seiring berjalannya waktu dan bergesernya zaman, kegiatan privat itu sendiri disalah gunakan oleh orang tua siswa untuk mencari popularitas dan Guru untuk menambah penghasilannya tanpa memandang hak-hak anak dan kepentingan-kepentingan yang lebih besar

B. SARAN
Untuk Orang tua/wali siswa
· Mengkonsultasikan kondisi anak sebelum melakukan tindakan memprivatkan atau mendatangkan guru privat
· Berikan hak anak untuk bermain dan belajar sesuai dengan kebutuhan mereka bukan kemauan apalagi kebutuhan kita
· Privat adalah tindakan INSTAN yang sudah pasti banyak efek sampingnya terutama kemandirian dan kematangan sosial
Untuk Guru
· Kemampuan untuk menahan diri agar tetap objektif dalam memberikan penilaian terhadap anak didik
· Menjadikan Privat adalah bentuk kegagalan sekolah dalam membimbing anak saat jam pelajaran
· Memandang tugas privat adalah panggilan bukan kebutuhan

Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan diberikan kelapangan dan pahala yang sesuai bagi penyusunnya. Amin


Samarinda, 6 Agustus 2007
Pemakalah

Sudirmantoko, S.PdI